Tuesday, September 30, 2014

Siapa Kamu dan Bisa Apa Kamu 17

Bahkan kam terbang kami soal ribut sangat tinggi. Akhirnya kami putuskan pergi ke warung proyek mertua di tanggerang. Ga lama ikut kerja bangunan di tanggerang. Kakak saya pulang dari aceh dan tinggal di cilegon lagi. Karna selalu ribut terus ak dengan istri. aku minggat lagi ke cilegon. Dan bekerja sebagai penjual koran dan majalah keliling. selagi berjualan koran, saya mendapat teman baru. dia berjualan mainan anak2. Cerita punya cerita keuntungannya lebih besar dari pada jualan koran. Akhirnya saya putuskan untuk jualan mainan. Disini hidup aku lumayan lagi dari berjualan mainan tersebut. Dan istri aku jemput lagi karna hidup aku sudah lumayan. Tapi ga pake lama, Dagangan saya mulai sedikit dan modal habis buat kebutuhan. Akhirnya nganggur lagi. Dan waktu itu istri aku melahirkan anak kami yang kedua. Waktu itu saya nganggur. Melamar kerja di cilegon ataupun Jakarta ga pernah di terima. Akhirnya segala pekerjaan aku terima. Tapi tetap ga memenuhi kebutuhan kami. Akhirnya mertua saya jemput istri aku untuk di bawa ke surabaya. Karna warung proyek mertua aku sudah selesai proyeknya. Istri dan kedua anak aku di bawa ke surabaya. Tinggal aku sendiri di cilegon. Akhirnya saya luntang lantung di Cilegon. Ga ada tujuan yang pasti. Di sini teringat lagi kata2 siapa aku dan bisa apa kamu. Ingin aku teriak. ingin aku buktikan siapa aku dengan ke gagalan hidup aku. Kenapa semua ini bisa terjadi. Kenapa hidup aku begini. Aku putus asa. Akhirnya kembali lagi pikiran putus asa itu. Aku bukan siapa2 dan aku ga bisa apa apa. Padahal aku bisa komputer. aku bisa ngelas, aku bisa nyupir, aku bisa berjualan walau akhirnya gagal. memang kalau dagang harus komit. jangan pincang antar suami dan istri kalau berdagang. Aku bisa jadi kuli bangunan. Dan aku bisa bekerja keras. Tapi kenapa pekerjaan tak kunjung aku dapatkan. Di suatu saat ak hubungi istri aku di surabaya. karna sudah sebulan lebih aku ga tau kabarnya. Kalau memang istri aku harus di pisahkan dari aku oleh mertua ak ga apa. yang penting aku mengetahuinya. Jadi aku ga mengharapkan lagi. Cuma bagaimana dengan anak aku. Cuma itu yang selalu beban pikiran aku. Dengan sisa keberanian aku. Aku hubungi istri aku lewat telpon. Dugaan aku salah. Aku di suruh bapak mertua ak kesurabaya. Akan di sediakan tempat tinggal di sana. Bapak mertua aku punya kost kostan di surabaya. Dan ak di beri tempat di salah satu tempat kostnya, dan ga perlu bayar sampai aku punya rumah sendiri. Dalam hati aku, Aku ga akan kembali ke proyek lagi. Aku paling ga suka sama orang yang suka sikut sana sikut sini demi ambisinya. Begitulah kehidupan di proyek. Lama aku nganggur di surabaya. Akhirnya aku di ajak kerja oleh saudara sepupu istri aku di mojokerto sebagai penambang pasir di sungai brantas. Tapi ga berlangsung lama. Karna berat kerja seperti itu. Mungkin saudara sepupu istri aku ga tega liat aku. Dan dia tau aku bisa nyetir, akhirnya ak di masukkan kerja sebagai supir di bekas dia bekerja supir dulu sebelum jadi penambang pasir yang sukses. Walhasil bekerjalah aku bekerja sebagai supir. Waktu itu dengan gaji 750.000 per bulan. itu tahun 2000. Lama ak kerja sebagai supir, Sampai kau punya anak lagi. anak kami yang ke tiga. Dengan bertambahnya anak gaji aku ga cukup buat kebutuhan kami. Anak yang mulai besar dan sekolah, yang paling kecil perlu susu. Bagaimana bisa cukup dengan gaji segitu. bersambung ,........

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 comments: