Tuesday, September 30, 2014

Siapa Kamu dan Bisa Apa Kamu 15

Dari minggu ke minggu, dan hampir 6 bulan ak nganggur di rumah kakak. Sedangkan kakak juga suaminya lagi belum dapat proyek. Jadi gaji suaminyapun tanpa ada tabahan dari kantor. Jadi kehidupan kakak ya ga bisa bantu banyak kebutuhan saya dan istri saya. Akhirnya aku dan istri sering ributkan masalah kebutuhan kami. Maksud kakak saya sabar, sambil nunggu proyek baru dari suaminya. Jadi terima dulu aja keadaan suami kamu, begitu kata kakak saya kepada istri saya. Tapi mungkin di sinilah masalahnya. Sabar, sesuatu yang sulit kita jalani. Akhrinya keributan antara aku dan istri meluas sampai ke kakak saya ikut keras menasehati istri saya. waktu itu istri saya sedang hamil muda. Dan puncaknya istri saya mengucapkan kata kata yang sangat tidak pantas di ucapkan pada siapapun, apalagi terhadap kakak iparnya, yang dulu baik dan memuji dia. Akhirnya istri saya di usir dari rumah kakak saya. dan waktu itu saya bingung, disisi lain aku sangat sayang kakak saya, dan di sisi lain saya seorang suami yang harus melindungi istrinya. walau sikap istri sudah keterlaluan. Dan waktu itu kakak saya ngancam saya, kalau saya ikut istri saya dan tidak menceraikannya, jangan anggap ak kakak kamu lagi. Aku kaget dan bingung waktu itu. Aku terdiam di pagar rumah kakak aku. Aku ga tau apa yang harus aku perbuat. Melihat sikap aku hanya diam, almarhum bapak ak mendekati aku. Dan bilang, Susulah istri kamu. Itu tanggung jawab kamu. Ucapaan seorang kakak hanya emosi sesaat. Tapi seorang istri harus kamu lindungi dalam keadaan apapun. Akhirnya aku susul istri aku. Dan kami pergi ke warung proyek dimana mertua aku dagang dan tinggal disana. Disana aku nganggur lagi, dan di carikan pekerjaan sama mertua aku. Akhirnya aku bekerja di proyek om nya istri aku. Dia adik dari bapak mertua aku. Waktu itu proyeknya di tanggerang. Tapi itu juga ga berlangsung lama, karena kami sering ribut masalah istri dan kakak saya dulu. Semenjak kejadian itu istri ga begitu suka dengan keluarga aku. Dari situ kehidupan kami berpindah pindah. dan aku kerja serabutan. Sirna sudah semua cita2 aku. dan beginilah masa depan aku. Aku ini seorang yang gagal, dan aku ga bisa apa2 jalani hidup ini. Aku tidak berguna. dan pada suatu saat aku di ajak teman aku bekerja di tuban jawa timur. Dan aku ajak istri aku ke surabaya. istri aku tinggal di rumah kakak sekandungnya di sidoarjo. Istri saya titipkan mertua saya di sana. Waktu itu istri saya sudah hamil tua, sudah 8 bulan. Hampir sebulan aku dan teman akupun belum di terima bekerja di salah satu perusahaan kontraktor di sana. Sedangkan kami perlu makan dan bayar kost selama kami melamar kerja di perusahaan kontraktor tersebut. Tapi ALLAH memberikan rezeki sama saya buat anak pertama saya. Disaat aku di terima kerja di salah satu perusahaan tersebut, di hari itulah anakku lahir. Ini rezeki anak aku, selama sebulan nunggu akhirnya aku di terima bekerja di proyek tuban ini. ini proyek besar, bisa 3 tahun aku disini. Jadi aku sedikit lega, bakal tidak nganggur selama 3 tahun ini. bersambung .........

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 comments: